Tuesday, July 17, 2012

Pulang

Aku berjalan di gelapnya malam di tuntun oleh remang-remangnya lampu jalanan.

Sepasang sepatu yang telah haus alasnya ku paksa meladeni pintaku.

Sebuah amplop coklat besar ku apit di tangan kananku, disitu ku simpan segala harapan.

Angin malam ini begitu menusuk tak karuan ke paru-paru, hingga ku pilih racun nikotin menghangatkannya.

Deru mesin mobil saling bergantian melewati halte yang ku acuhkan.

Ku lihat puluhan poster usang yang telah compang-camping terpasang di langit-langit dan dindingnya, pasrah.

Sampai kapan? kan ku temui berita yang menyedihkan tentang negeri ini dari koran-koran yang sudah tak bertuan, berserakkan di jalan.

Rasa-rasanya otak ini kekurangan O2 di tengah perjalanan yang akan segera berakhir.

"Mama, maafkan ananda yang belum dapat menebus restu mu di pagi tadi", lirih.[]




Kisah dari seseorang yang merindukan "Pulang".