Sunday, July 28, 2013

Sebait Tanya Untukmu


Siang itu di Pelataran Masjid Al-Ikhlas cukup ramai tak kalah oleh kesibukkan pasar Ujung Berung. Lalu lalang mobil-mobil besar dan angkot terlihat jelas dari sana. Memang masjid ini berada tepat di depan jalan raya antar kota. Maka tak salah bila pelatarannya menjadi tempat paling favorit bagi para pelancong atau warga sekitar di Bulan Ramadhan untuk sekedar berduduk-duduk dan berselonjoran ria atau berbaring sejenak yang di ujungi dengan bunga tidur. Termasuk Jaman, pemuda kurus berwarna kulit sawo matang itu. 

Jaman memarkirkan sepeda motornya dan memilih beristirahat sambil menunggu waktu Ashar sebelum ia melanjutkan kembali perjalanan pulang kampungnya. Ia memandangi di sekeliling tempat ia terduduk sambil meluruskan kedua kakinya. Rata-rata banyak yang sedang mengobrol dengan tema pembicaraan yang nampak menarik bagi mereka masing-masing. Jaman mengistirahatkan badannya sejenak dengan bersandar ke tembokkan masjid sambil memeriksa HandPhone-nya. Tiba-tiba dua sejoli yang entah siapa nama mereka memilih duduk tepat di depannya. Jaman, pemuda pelancong ini pun tak merasa terusik dengan pemandangan di hadapannya itu.

Jaman sempat sesekali memperhatikan sepasang muda-mudi itu ketika sang wanitanya tertawa kecil manja. Apa sampai ya mereka? pertanyaan muncul dibenak sang pelancong sebatang kara saat itu. Pemuda seperempat abad itu mengusap dahinya yang mulai berair keringat karena panas. Jaket serta rompi anti angin ia buka untuk mendapatkan udara segar. Barang kali masih tersisa udara-udara sejuk pagi tadi khas Bandung.

Ketika angin berhembus, berlalu pula sepasang kekasih anak muda itu. Entahlah, mungkin malu terasa di awasi atau memang tertiup oleh angin. Entahlah.

Tak lama muadzin mengumandangkan tugasnya. Jaman pun bergegas merapihkan barang bawaannya dan bersiap-siap untuk shalat.

***