Thursday, June 20, 2013

Jamal dan Jaman


Gedung berwarna putih berpadu dengan hitam itu masih kokoh bertengger di jalan protokol kota. Gedung yang kembar ini masih nampak ramah meladeni kamera-kamera pengunjung. Dari DSLR, kamera mini poket, sampai kamera HP yang pixcelnya gak seberapa. Tapi mereka senang dengan keberadaan dua gedung ini. Konon namanya Gedung Kembar, maka di depan gedung itu berdiri patung Sakula Nadewa -tokoh pewayangan yang sama kembar-.

Terduduk seorang pemuda di tembok pelataran gedung itu. Pemuda ini berperawakkan kurus dengan potongan rambut belah tengah tak simetris, serta kulitnya yang agak gelap. Ia menenggak setengah isi botol minuman mineral yang baru saja ia beli di warung seberang. 

Pemuda ini perhatikan disekitarnya tepatnya disekeliling gedung kembar ini. Apa ini? Mereka seperti artis yang sedang berdiri di karpet merah saja. Mana acara penghargaannya? Mana piala penghargaannya? Ah, sudahlah mungkin ini yang dimaksud Jamal banci kamera, gumam pemuda ini. 

Rupanya pemugaran gedung tua ini yang sebenarnya hanya sebuah dan disulap pemerintah daerah menjadi kembar memiliki daya tarik tersendiri. Bukan hisapan jempol bila seseorang yang mau keluar kota dengan menggunakan kereta pasti akan terpusat pandangannya kepada kedua bangunan itu. Ya, karena stasiun berada tepat di belakang kedua gedung tersebut. Bagi pendatang yang baru keluar dari stasiun pasti tidak akan menyianyiakan kesempatan langka ini, bertemu dengan si kembar.

Pemuda kurus itu masih terduduk sambil membenarkan gulungan tangan kemeja kotak-kotaknya yang berwarna merah berpadu dengan putih dan hijau. Ia melepas lelahnya seharian setelah melahap abis seperempat dari buku-buku sejarah yang tersedia di salah satu gedung kembar. Ya, gedung ini kini berfungsi menjadi perpustakaan kota. Ia mengucek-ngucek matanya yang sudah mulai agak kabur. Badan kurusnya pun ia rebahkan di tembokkan itu sambil memandangi langit sore kota. Lembayung pun kini mulai menampakkan wajahnya dengan anggun seburat samar kekuningan tua.

Monday, June 17, 2013

Just Say Hello

Lama sudah kiranya jemari ini tak mengetik lagi.

Sekedar kata halo dari saya yang tak lebih hanya seorang pemuda baru saja sembuh dari penyakitnya selama dua pekan lalu.

Tak banyak yang saya tulis kali ini. Karena rasa kaku mengetik kembali menjangkit saya.

Do'akan saja semoga dapat menulis cerita fiksi kembali seperti biasa.

Jujur saya hanya ingin berucap jagalah kesehatanmu, kawan. Sungguh mahal sehat itu dan saya merasakannya dua pekan lalu.

Berdiam diri tak bisa melakukan kebutuhan sendiri secara mandiri. Apa-apa harus minta tolong itu tidak mengenakkan, kawan.

Berdiam diri terbaring membuat saya buntu berimajinasi.

Saya harap kawan-kawan semua dalam keadaan sehat walafiat, aamiin.


>>>Segitu dulu salam saya untuk anda yang sehat<<<