Tuesday, December 18, 2012

Itu Dia?

Sore itu lembayung senja tak nampak seperti biasanya. Awan mendung bergumpal-gumpal seperti membentuk pola lukisan yang sesekali diselinggi oleh rintikkan hujan dari atas sana. Fadillah begitu paham dengan gejala siklus alam ini. Maklum saja saat ini telah memasuki bulan-bulan penghujan, November. Selepas Fadillah pulang dari aktivitas di hari Jum'at berkah ini, maka hanya sebuah kalimat yang bergelayutan dinalar Fadillah. Ya, “Pulang Kampung!” itu dia kalimat yang begitu setia men-sugesti Fadillah selama empat bulan terakhir ini di ibu kota Periyangan tempat Fadillah mengadu nasib.

Sepeda motor bebek andalan Fadillah, -Joni-. Telah siap menghantar pemuda asal Subang ke ujung dari kota ini hingga sampai ke kota asal. Tikungan demi tikungan, lampu merah, penjual koran, manusia platinum relawan sumbangan panitia asuhan, genangan, tikungan lagi, SPBU milik pemerintah, plang kereta api, Kereta api lewat, lampu hijau, tugu tunas kelapa, lampu merah, lampu hijau, tikungan jalan Istoqomah, Masjid Istiqomah, andong, komplek masjid PUSDAI, tikungan, lapangan Gasibu, gedung Sate, jembatan layang Pasupati, jalan Dago, taman Telekom, gedung Telekom Indonesia, Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, gang-gang panyingkiran, gerobak mie ayam Janda (Jawa Sunda), hingga sampai di gedung berupa rumah yang tersekat tiga dipojokkan daerah Panyingkiran.

“Assalamualaikum…” salam Fadillah. Rupanya kontrakkan yang kami sewa sedang tak berpenghuni. Tanpa basa-basi pintu pun Fadillah buka dengan kunci yang setiap kami pegang tiap masing-masing. Sesegera mungkin Fadillah raih ransel yang telah disiapkan sedari pagi tadi. Jaket kain pun Fadillah ganti dengan jaket kulit yang lebih aman untuk perjalanan jauh. Jam saat itu telah menunjukkan setengah lima sore. Langkah pun Fadillah perlebar menuju Joni. Dan setarter pun Fadillah nyalakan.

Fadillah pandangi sejalur panjang Dipati Ukur begitu ramai ditepi-tepi bahu jalannya. Hingga teringat sesosok pemuda yang lebih gemar berjalan karena tak berkendara Joni, saat kuliah. Dulu kaki ini lebih banyak melangkah dari pada sekarang, sering mengenakan jaket bertuliskan organisasi yang begitu banyak merubah arah hidupku dengan celana bahan yang terkadang bila dipikir-pikir sekarang culun juga gaya ku dulu ya? gumam Fadillah mengenang.