Wednesday, May 29, 2013

Sekolah Menengah Atas-Ku : Badut-Badut Siap Pentas

Hari MOS pun berlanjut menjadi sebuah kisah yang sudah sepantasnya siswa baru melaluinya disebuah  sekolah baru. Kenyataan ini kami telan dengan berbekal segala peralatan dan persyaratan yang membuat kami terlihat seperti orang-orangan sawah. Coba lihat saja penampilan kami ini, sepatu kets bertali rapia dengan warna yang berbeda alias beda toko, merah dan kuning. Name Tag bertengger di leher kami yang terbuat dari karton warna merah putih dan tali kur, serta tersemat dengan apik foto masing-masing. Terselempang tas terbuat dari kantung keresek dan tali rapia merah menyilang di tubuh kami. Ini belum seberapa. Lihatlah tali-tali pita kuncir yang menggantung berbeda warna di rambut teman-teman perempuan kami. Kalau boleh saya umpamakan ini seperti tanaman hias yang sering ibu-ibu PKK buat di Balai Desa. 

Pagi itu saya merasa seperti badut yang siap pentas. Bayangkan setiap pasang bola mata dari dalam sampai depan gang tertuju pada -kami- saya dan Ivan teman sekampung yang bersekolah sama, karena penampilan kami tak lazim. Wajah kami nampak merah padam dan itu bukan mek'up. Itu merupakan rasa malu kami yang telah mendidih sampai ubun-ubun dan sudah tidak dapat dibendung. Sungguh konyol penampilan saya saat ini.

Wednesday, May 8, 2013

Cinta Udin Yang Karam

"Kandas sudah cintaku karam dipelabuhannya." keluh Udin pemuda yang baru saja ditolak cintanya. Wanita yang ia sukai kini telah memiliki pangeran impiannya. Lain kata wanita itu menyukai seseorang yang  itu bukanlah Udin. Pemuda yang baru duduk dibangku SMA kelas dua ini begitu menyukai sosok Amel. Ya, Amel seorang gadis yang berkulit putih langsat bagai nona-nona keturunan bule. Gadis ini begitu memiliki tempat dihati Udin. Kisah cintanya selalu kandas apabila Udin mengutarakan maksudnya, lebih dari teman.

Udin begitu menjaga perasaannya dihadapan gadis idamannya. Karena saking seringnya ia menjaga hati dan maksudnya, membuat penantian ini begitu berat. Maklumlah antara Udin, Amel dan seseorang itu saling tak mengetahui perasaan masing-masing. Apa boleh buat cinta segitiga yang saling tak berbalas dan saling tak tahu isi hati  ini begitu terpelihara sejak duduk dikelas satu. 

ATM Dan Tanggal Lahir Yang Terlupa

Malam itu disalah satu bilangan daerah Purwakarta, satu keluarga sedang menikmati liburan. Malam dimana ke-esokkan harinya adalah hari Ahad. Kawasan taman kota menjadi pilihan mereka untuk berjalan-jalan menapaki lingkaran kolam besar bernama Situ Buleut itu. Dengan wajah penuh berbinar memandangi riak air yang memenuhi kolam itu. Sang ayah mengajak keluarganya yang terdiri dari seorang istri dan seorang putri sedang dalam masa berpertumbuhan. Mereka pun terduduk dengan nyaman dibangku taman yang tersedia sambil menikmati pemandangan yang ada dihadapannya; lampu taman, kilau air, bias-bias pepohonan yang samar terpantul cahaya, serta keramaian car free night.

Keluarga kecil ini begitu menikmati suasana. Mereka menikmati pemandangan ini sambil memakan makanan ringan hasil buah rengekkan putrinya. Sekantung popcorn begitu cukup menemani suasana yang tak didapat dirumah mereka, dipeloksok sana. Sang putri begitu sumringah dengan ajakkan orang tuanya kali ini. Walau hanya sebulan sekali, namun cukup membuatnya senang dan dapat menjadi bahan cerita untuk diceritakan kepada teman sebayanya.

Friday, May 3, 2013

MayDay Sepuluh Menit Lalu



MayDay, hari itu telah berlalu sepuluh menitan yang lalu. Dimana kaki saya menjejakkan lagi di Ibu kota ini. Langit pun telah kembali kelam, malam. Teriakkan mereka tak lagi terdengar bingar. 

Mereka, anda, saya dan kita semua telah terbaring lelap melupakan harapan yang masih menggantung. Bila ada super hero diantara kita saya yakin dia sedang tertidur lelap, kawan. Sudahlah biarkan gulita mendekap kita hingga subuh tiba.