Depan ujung
jalan bergapura itu begitu bersih, sebuah gerobak gorengan bertengger di
samping gapura menghadap jalan raya didepannya. Entah mengapa sepeda motor
bebek yang saya tunggangi ini tiba-tiba mau merapat kebahu badan jalan dekat
gapura dan gerobak.
"Bu,
punten gorengan na nyuhun keun tilu rebu eun." pesan saya.
"Mangga,
A." jawab sang pedagang dengan senyumnya.
Kursi jongko
dekat gerobak menjadi tempat saya menikmati gorengan hangat di pagi dingin itu. Perjalanan pulang dari kota Bandung ke kota
asal terhenti di gang itu. Kepulan asap gorengan begitu bergelora di tangan
seperti siap untuk mengganjal saya punya perut di sarapan pagi saat itu.