Tak
ada yang berbeda, bahkan tak ada yang istimewa dari sebuah kampung di kilometer
sembilan jalan Terusan Kapten Halim itu. Jalan raya melintang di depannya masih
tetap sama dengan jalan raya kebanyakan. Hamparan sawah menghijau terhampar
luas mengelilingi permukimannya. Riuh redah permukimannya terbelah oleh jalur
utama yang tersusun dari batu sungai tanpa aspal hasil kerja bakti penduduknya.
Mushola-mushola disana sebagai pusat tempat peribadatan, tak ubahnya seperti kampung mana pun di tanah Pasundan lainnya.
Dua garis sungai yang...
Wednesday, March 14, 2012
Wednesday, March 7, 2012
Posted by Jaman on 10:10 PM with No comments
Sahabat-sahabat,
terkadang kita agak selalu meremehkan sebelah mata mengenai bab penjagaan lidah. Padahal Rasul kita Nabi Muhammad Saw berpesan, bahwasannya kita selaku muslim
orang yang beriman kepada Alloh dan Rasul-Nya di anjurkan menjaga lidah dan
akhlak. Karena telah di jelaskan bahwasannya apa yang kita utarakan bila gibah,
maka kita selayaknya seperti memakan bangkai saudara kita sendiri (Qs.
Al-Hujarrat:12)
Apa yang terjadi
sekarang? Fenomena program televisi begitu memfasilitasi kita untuk mengasah
kemampuan gibah kita agar 'si gibah'...
Posted by Jaman on 9:59 PM with No comments
Kini
Malam Bercerita tentang tenangnya
Ketika Pagi Buta Semua Sibuk Bangunkan Sang Pengkantuk
Puluhan Benih Bangsa Kehausan Ilmu Pagi ini
Ada Apa Pagi Ini ???
Kemana sang Pengajar ???
Pulang Sajakah Aku Tak Peduli
Seakan Urungkan Niat Tuk Ubah Yang Salah
Tapi Itu Bukan Sebuah Jawaban
Maka Hadapi Saja Semua Dengan Ilmu Yang Ada
Walau Sederhana.
Karya : Fitrah Nurjaman
02 Januari 2002...
Posted by Jaman on 9:56 PM with No comments
Hei...
Putih, Kelabu, Hitam
Apa dia masih ada?
Akar-akar tersesat itu masih ada kawan
Siapa itu yang menatap teduh di balik embun sisa pagi tadi?
Hei, Awan…
Putih, Kelabu, Hitam
Apa Kabar di Senja ini?
Penat sesak aku di jalan raya yang menua
Siapa itu penyejuk di balik bola mata senja kala ini?
Hei…
Dia tak Putih, Kelabu ,Hitam
Berwarna merona wajahnya, kawan
Lantas siapakah dia?
Pelangi senja selepas hujan itulah dia kawan.
Kostan Istanaku (Sekeloa Timur), 29 Juni 2010, 04.54 pm...
Posted by Jaman on 9:55 PM with No comments
Raut wajah itu lugu penuh harapan, kawan.
Garis lengkung senyumannya menjadikan langit tersenyum pada dunia.
Bahkan seorang Muhammad bagian darinya, sebelum Ibundanya pergi dari hingar bingar dunia.
Mata bercahaya ingatkan kita akan sebuah kata ketegaran.
Untaian-untaian harapannya dalam lisan do’a mampu membelah atmosfir dunia.
“Janganlah kau hardik mereka!” Tuhan berkata dalam surat cintanya kepada manusia.
Ku elus lembut rambutnya dengan ikhlas, Malaikat pun tersenyum menatapnya.
Jangan kau ragu, wahai wajah lugu penuh harapan.
Langkah...
Posted by Jaman on 9:52 PM with No comments
Saat-saat itu,
dimana deru mesin sepeda motor bebek ku tersengau.
Roda-roda motor aku pecut dengan tarikan gas yang memaksa tergesa,
roda belakang seakan ingin mengejar sang roda depan.
Lampu lalu lintas sedang memihak pada ku,
terimaksaih kawan; si lampu merah yang tak menghambat.
Jalur alternatif itu mendadak lancar tak dirundung macet kendaraan yang memiliki keperluan yang lain.
Mentari Sumedang menuntun laju motor bebek butut ku di pagi itu.
Dan jam 7.00 pagi sampailah sudah semua harapan yang ku catat dalam buku diary yang ku titipkan...
Posted by Jaman on 8:26 PM with No comments

Purwakarta, 07 Maret 2012
Kawan, saat ini tepat pukul 14.30 WIB. Aku berada di tempat yang begitu nyaman, tenang, asri, dan tentram. Tak kuasa lidah ini menyebutnya "Setitik Surga di dunia". -Situ Wanayasa- yang begitu bersahaja.
Saya tak terlalu pintar berkata-kata menggambarkannya. Namun akan ku coba menceritakannya kepadamu, kawan. Tentang tempat yang indah rupawan ini.
Aku lihat lingkaran situ ini tak sempurna namun berhiaskan udara...
Subscribe to:
Posts (Atom)