Saturday, November 26, 2011

Jempol Yang Berkata....

Jempol melayang ke-udara dan terpantulkan satelit kembali masuk kelayar monitor CPU ku dan tersangkut distatus ku, sepertinya kali ini si jempol bertebaran dimana-mana dan eksis, gak cuman di dunia maya tapi juga di dunia nyata. Kalau kita makan pasti si jempol di gunakan, kalau lagi nulis si jempol menuntun jari yang lain didekapannya, kalau mau 'nyiuk' Nasi dari dandang si jempol mengomandoi para pengikutnya, dan bila si jempol teracungkan ke atas maka dia mewakili isi hati yang suka dan ramah.

"Jempol.... jempol emang jempolan", menandakan dia si juaranya. Kawan, menimba si jempol pun memainkan peranannya mengacungkan sang ember yang telah lelah menyingkuk air sebanyak-banyaknya dari dalam sumur. Orang bernyanyi ber-akapela SI JEMPOL yang tak di undang pun datang memeriahkan suara lantunan sang penyanyi dengan menjentikan pasukannya.


Pernah sewaktu-waktu ketika saya tersesat di salah satu kampung di daerah kabupaten asal saya, saya bertanya ke seseorang dan yang menunjukan arah si jempol yang dermawan dan saya pun berucap "Hatur nuhun."

Jempol memang jari terbesar dan yang sepertinya paling di tuakan oleh yang lainnya. Saya berpesan kepada si jempol, "jangan sekali-kali kau turunkan acungan kau ke arah bawah karena mala petaka permusuhan bisa tersulut oleh mu.", aneh memang, dunia ini penuh dengan isyarat dan kode melalui jempol; KTP tak bertanda tangan dan yang tercantum jejak jempol berwarna biru, Mengacungkan jempol saat ditanya "motor dapet kreditan yah?" cukup memberikan penjelasan untuk pertanyaan yang memojokkan ini, bagaimana meriam di museum merdeka -si jempol- terpahat dengan apik di selongsong sumbunya, dan jempol menjadi algojo yang mengerikan ketika dia di pakai oleh raja-raja durjana pada masa lampau.

Apa mau dikata jempol memang si jempol, tak mau dia membantu manusia membersihkan lubang hidung atau telinga, selalu saja beralibi badannya besar, sehingga si telunjuk dan si bungsu kelingkinglah yang  menjadi korban. Karena si jempol penuh wibawa. []
Categories:

0 Opini Pembaca:

Post a Comment

Komentar dan Opini Anda sangat membangun dalam pengembangan blog ini. Terimakasih atas partisipasinya.